Home » » sejarah kisah tradisi GEISHA

sejarah kisah tradisi GEISHA

Written By Melon Gokil on Rabu, 18 Januari 2012 | 06.38


sejarah kisah tradisi GEISHA


---++|Sejarah geisha jepang|++---


Sedikit tentang geisha


Spoiler for pic of geisha
Spoiler for 1
Spoiler for 2

Geisha (芸者 “seniman”) dalam bahasa jepang adalah seniman atau penghibur tradisional (entertainer) . Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini, walaupun jumlahnya tidak banyak.

Awalnya Geisha adalah seorang pria yang bekerja
untuk menghibur atau lebih tepatnya pelawak. Lalu pada tahun 1800-an,
Geisha mulai banyak diperankan oleh seorang wanita yang disebut
dengan Onna Geisha. Biasanya, Geisha kecil memulai pelatihan utuk
menjadi seorang Geisha sejak usia yang sangat muda. Pada masa itu, ia
membantu Geisha senior dan menemaninya melayani atau bekerja dengan
kliennya. Pada saat menemani itulah ia belajar dengan seniornya
bagaimana menjadi Geisha sejati. Mulai dari cara berjalan,
menggunakan Kimono, menuangkan teh ke cangkir, sampai pilihan kata
yang harus disampaikan untuk menghibur klien. Geisha pun dituntut
untuk memiliki multitalent, seperti pandai bermain musik,
menari, berbicara tentang banyak hal, dan lain-lain. Keterampilan
inilah yang dijual oleh seorang Geisha.

Geisha dikatakan berhasil apabila telah memiliki
seorang Danna atau pelindungnya. Semua kebutuhan hidupnya akan
dibiayai oleh pelindungnya tersebut. Saat ini, hampir semua wanita
muda yang ingin menjadi Geisha harus mengikuti sekolah Geisha. Di
sana mereka dilatih berbagai keterampilan khas Geisha. Mereka belajar
alat musik tradisional seperti Shamisen, Shakuhachi (bamboo
flute), dan drum, sebaik mungkin. Mereka juga dituntut untuk
bisa menyanyi lagu tradisional, menari tarian Jepang kalsik (tari
kipas), upacara teh, keterampilan ikebana (keterampilan merangkai
bunga), puisi, bahkan pengetahuan umum dan ilmiah.

Geisha modern masih tinggal di rumah Geisha yang
dikenal dengan sebutan Okiya, sedangkan wilayahnya disebut Hanamachi.
Tetapi kebanyakan Geisha modern lebih memilih tinggal di apartemen.
Sedangkan dua daerah yang prestisius adalah Gion dn Pontocho yang
keduanya berada di Kyoto. Pada tahun 1920-an, di Jepang, terdapat
lebih dari 80.000 orang Geisha. Namun saat ini, jumlahnya menurun
menjadi kurang dari 1.000 orang.

Sejarah geisha dimulai dari awal pemerintahan Tokugawa, di mana Jepang memasuki masa damai dan tidak begitu disibukkan lagi dengan masalah-masalah perang. Seorang calon geisha harus menjalani pelatihan seni yang berat selagi usia dini. Berlatih alat musik petik shamizen yang membuat calon geisha harus merendam jarinya di air es. Berlatih alat musik lainnya juga seperti tetabuhan kecil hingga taiko. Berlatih seni tari yang menjadi kunci kesuksesan seorang geisha, karena geisha papan atas umumnya adalah penari, tari Topeng Noh yang sering dimainkan oleh geisha dihadirkan bagi masyarakat kelas atas berbeda segmennya dengan pertunjukkan Kabuki yang lebih disukai rakyat jelata.

53030451KK001_Geisha

Geisha juga harus berlatih seni upacara minum teh, yang pada masa medieval dianggap sama pentingnya dengan seni perang. Dan berbagai latihan berat lain yang harus dijalani. Dan latihan itu masih terus dijalani setiap geisha hingga akhir karirnya.

Seorang calon geisha sedari awal menginjakkan kakinya ke rumah barunya , sudah memiliki hutang awal sebesar biaya yang dikeluarkan pemilik Okiya untuk membelinya. Sungguh Ironis. Hutang itu terus bertambah, Karena biaya pendidikan geisha, biaya perawatan kecantikan, biaya dokter yang ditalangi oleh Okiya, nyatanya dibebankan balik sebagai hutang geisha. Geisha dengan level standar akan terus terikat hingga akhir hayatnya, berbeda dengan geisha sukses yang dapat menebus kembali kebebasannya sebelum mencapai usia 20 tahunan.

Syarat menjadi geisha sukses umumnya memiliki kakak angkat yang merupakan geisha senior sukses pula , sehingga dapat mengatrol popularitas si geisha magang. Sementara geisha senior yang sukses juga tidak mau sembarangan menerima adik angkat, karena menyangkut nama baik pula. Tetapi memiliki adik angkat yang sukses akan berarti keberuntungan pula bagi yang dirinya, seniornya dan okiya-nya, karena mereka sekian persen pendapatan si geisha muda tersebut.

Selain itu geisha muda juga harus melelang keperawanan kepada penawar tertinggi, pendapatan dari lelang yang sukses itu dapat menebus sebagian hutang geisha muda tersebut. Setelah itu mereka harus mencari danna(“suami”) sekaya mungkin, agar dapat membiayai biaya hidup geisha yang tinggi, dan juga membayari sebagian hutang-hutang geisha tersebut terhadap majikan mereka. Geisha yang sukses dalam suatu okiya akan diadopsi oleh nyonya mereka, dan menggunakan nama “keluarga” dari nyonya tersebut dan mewarisi segala kekayaan seisi rumah tersebut. Lalu meneruskan tradisi geisha.
Klik Bintang Di Bawah Ini :

Ditulis Oleh : Melon Gokil | Everything | About Facts | Mystery | Secret | News | Software

Artikel sejarah kisah tradisi GEISHA ini diposting oleh Melon Gokil pada tanggal Rabu, 18 Januari 2012. Terimakasih telah mengunjungi blog saya. Semoga Bermanfaat. Dan Jangan Lupa Komentar dan Like Fans Page Kami.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Spoiler Untuk lihat komentar yang masuk:

Posting Komentar

comment it